Me

Me
It's me

Minggu, 25 September 2011

Wrinkle cream 3 : anti-aging creams on the market today

Rumah sakit: anti-aging creams on the market today: Exposure to sunlight and high stress becomes a major cause of premature aging of the skin of her face . Pond's Institute have h... <a href="http://www.buyblogreviews.com" ><img src="http://www.buyblogreviews.com/sponsoredImages/sponsoredpost.gif" alt="Blog Advertising" border="0" /></a>

Rumah sakit: KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PROPINSI SULAWESI BARAT

Rumah sakit: KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PROPINSI SULAWESI BARAT: Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 merupakan kelanjutan rencana pembangunan tahun s...

anti-aging creams on the market today

Exposure to sunlight and high stress becomes a major cause of premature aging of the skin of her face. Pond's Institute have high attention to this matter. Since 2006, Pond's launched an anti-aging product, Pond's Age Miracle as a solution. In 2011, a product to fight premature aging is relaunched with technology and more sophisticated formula. Unmitigated, Pond's Age Miracle, now has a formula with a combination of four materials which is called Advanced CLA4 Complex.

Anti-aging cream products of PT Unilever Indonesia, is now formulated with AHA, CLA, Retinol and Retinol Boosters. This latest formula role combat signs of aging such as lines, wrinkles and black spots, more optimal. Especially with the content of retinol booster that acts to maximize the work of retinol. Pond's claims, with this new formula, anti-aging cream can seep through layers of skin cells to-20 or stratum corneum.

Veronica Utami, Senior Brand Manager of Pond's explained, since its first appearance in 2006, Pond's Age Miracle has a retinol formula is dermatologist tested, and become the best weapon against the signs of premature aging. Retinol go deeper into the skin layers, to help stimulate new cell growth, and stimulate collagen production. Collagen is needed to make your skin more supple

Anti-aging technology continues to evolve as the need also causes premature aging of an increasingly complex. In 2008, Pond's adding retinol booster formula. The role of retinol booster is to maximize the effect of retinol on the skin by making work more optimal retinol. In 2011, retinol and retinol booster modified with AHA and CLA. AHA works on the outer layer of skin, weakening the bond that holds dead skin cells and improve the appearance and texture of skin. While CLA works to stimulate the formation of new skin cells.

"With the use of anti-aging product suite for seven days, a measurable change can be seen from wrinkles and black spots on the face is reduced. If you continue up to 28 days, optimal results can be obtained. Premature aging can be overcome with a more optimal use of the eight series of anti-Advanced CLA4 equipped aging Complex, "said Utami at the launch of Pond's Age Miracle new formula in the Pond's Institute, Kuningan, Jakarta, Thursday (05/05/2011).

Skin care anti-aging cream is actually targeted at women from 30 years. Because at this age the skin regeneration begins to slow down. However, Utami said, women in their 20s also began to notice his skin firmness and elasticity. Common sign of premature aging such as wrinkles, lines on the face and black spots, as much as possible delayed appearance with proper care. "The product of anti-aging skin care is okay to use young women in their 20s," lid Utami.
  

<a href="http://www.buyblogreviews.com" ><img src="http://www.buyblogreviews.com/sponsoredImages/sponsoredpost.gif" alt="Blog Advertising" border="0" /></a> 

Kamis, 22 September 2011

buat yang mau pasang iklan d blog ini cukup Klik :
<a href="http://www.buyblogreviews.com/welcome.php?id=2692501"><img src=http://www.buyblogreviews.com/images/banner3.jpg border=0></a>
atau :
<a href="http://www.buyblogreviews.com/welcome.php?id=2692501"><img src=http://www.buyblogreviews.com/images/blogreviews.jpg border=0></a>
atau :
<a href="http://www.buyblogreviews.com/welcome.php?id=2692501"><img src=http://www.buyblogreviews.com/images/banner2.jpg border=0></a>
atau :
<a href="http://www.buyblogreviews.com/welcome.php?id=2692501"><img src=http://www.buyblogreviews.com/images/banner5.jpg border=0></a>
atau
<a href="http://www.buyblogreviews.com/welcome.php?id=2692501"><img src=http://www.buyblogreviews.com/images/480banner.gif border=0></a>

huff.... banyak yah. klo 1 ga bisa yg lainnya d jamin bisa. Selamat Mencoba

KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PROPINSI SULAWESI BARAT


Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 merupakan kelanjutan rencana pembangunan tahun sebelumnya yang difokuskan pada upaya perbaikan dan penataan  kembali berbagai langkah strategis dan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, lingkungan hidup, serta kelembagaannya agar bangsa Indonesia dapat melaksanakan pembangunan pada semua aspek untuk menata dan memperbaiki ketertinggalan dan mampu memposisikan sejajar dengan negara yang sudah maju, serta mempunyai daya saing yang kuat dalam pergaulan dunia internasional.
Pembangunan merupakan proses kegiatan yang terus-menerus yang bertujuan untuk mencapai kearah keadilan yang lebih baik. Proses ini membutuhkan modal baik dana, teknologi maupun manusia. Diantara ketiga faktor ini sumber daya manusia adalah faktor terpenting.Sumber daya manusia ini harus benar-benar dapat diandalkan sebagai modal pembangunan.Oleh karena itu, sumber daya manusia perlu dibina sedemikian rupa menjadi sumber daya yang berperan aktif dalam setiap pembangunan.
Secara alamiah anak tumbuh menjadi besar dan dewasa, dan anak merupakan bagian dari aset bangsa yang tidak ternilai harganya. Mereka adalah generasi pelanjut perjuangan bangsa yang akan menerima tongkat  kepemimpinan di masa yang akan datang. Sebagai pewaris kemerdekaan pemuda bertugas mengisi kemerdekaan, memikul tanggung jawab masa depan terhadap maju mundurnya suatu negara. Agar anak mampu melaksanakan tugas-tugas melanjutkan estafet kepemimpinan dan pembangunan dari generasi pendahulunya, maka kepadanya perlu mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara wajar baik rohaniah, jasmaniah maupun sosial.
Perumusan masalah yang dilakukan berdasarkan situasi ibu dan anak yang berkaitan dengan belum terpenuhinya hak anak atas kesehatan, Berdasarkan data situasi ibu dan anak di Propinsi Sulawesi Barat baik itu data hasil survei, sensus dan data sektoral MDGs.
 
A.      Penilaian situasi
Penilaian situasi dilakukan sebagai dasar analisis dan pengembangan program selanjutnya. Penilaian situasi mencakup tiga kegiatan utama, yaitu:
1.  Perumusan masalah pada bidang kesehatan sebagai berikut:
a)    Jumlah kematian maternal masih tinggi sebanyak 54 kematian (tahun 2008), tahun 2009 meningkat menjadi 55 kematian, dan terjadi penurunan pada tahun 2010 sebanyak 44 kematian.
b)    Asfiksia dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) meningkat sebesar yang mencapai 41 % dari total kematian anak 323 Jiwa selama tahun 2010.
c)     Masih banyak ibu melahirkan dalam persalinan tidak ditolong oleh Bidan atau tenaga kesehatan sebesar 26,18% sumber data sektor tahun 2010, sedangkan pada tahun sebelumnya sebesar 33,48 %.
d) Kematian bayi masih tinggi yaitu ditemukan 15,2/1000 kelahiran hidup pada tahun 2010. Hal ini terjadi peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan pada tahun 2009 mencapai 11,7/1000 kelahiran hidup.
B.    Telaahan atau Analisis
Berdasarkan penentuan prioritas  masalah kesehatan yaitu masalah masih tinggi kematian ibu, presentase gizi buruk dan kurang yang masih tinggi dan masih tingginya kemtaian bayi. Maka berikut ini hasil analisis kausalitas (sebab-akibat).
1.  Analisis Kausalitas (sebab – akibat)

Gambar 1,
Analisis Kausalitas Kematian Ibu

Stok Darah Kurang

Retensio Plasenta
Terlambat Mengambil Keputusan
Terlambat ke fasilitas Pelayanan Kesehatan
Terlambat Mendapat Pelayanan Kesehatan
Donor Darah Kurang
Kantong Darah Kurang
Gol Darah tidak sesuai
Alat Kurang
Tenaga Kurang
Pusk PONED  belum memadai
Pengetahuan dan keterampilan Petugas kurang
4 Terlalu
-   Terlalu Tua
-   Terlalu Muda
-   Terlau dekat lahir
-   Terlalu sering
Biaya kurang
Pengetahuan faktor resiko Keluarga
Pengaruh Dukun
Geografis
Transportasi tidak tersedia
Partisipadi dan permberdayaan keluarga dan masyarakat bidang KIA masih Kurang
Pemerintah Masih Kurang dalam memfungsikan dan memotivasi Keluarga dan Masyarakat
Kematian ibu karena pendarahan
 
























1


Gambar 1 Analisis Kausalitas Kematian Ibu karena pendarahan, hasil diskusi Tim Kesehatan ASIA disebabkan oleh 5 faktor  yang berkontribusi langsung (penyebab Langsung) terhadap terjadinya pendarahan yang dapat mengakibatkan kematian. Kelima faktor itu adalah:

1)      Retensio placenta dan atau  atonia uteri
Plasenta  yang sulit atau terlambat dikeluarkan pada rahim seorang ibu yang baru saja melahirkan (karena lengket dan tak berkontraksi) yang kebanyakan terjadi pada mereka yang 4 T ( terlalu muda, terlalu sering melahirkan, terlalu banyak  melahirkan dan terlalu tua) Apabila dipaksakan keluar atau dibiarkan, pengeluaran darah atau pendarahan akan terus terjadi, bila tidak segera ditangani maka nyawa ibu sulit untuk dipertahankan  karena kehabisan darah.
2)      Stok darah kurang.
Kematian ibu karena pendarahan, ini artinya pendarahan pada ibu maternal (ibu hamil, ibu bersalin dan ibu masa nifas) sering terjadi, dan diantara mereka sangat membutuhkan darah ketika terjadi obortus, saat persalinan maupun masa nifas. Ketiadaan donor, kantong darah dan stok darah dengan golongan darah yang sesuai pada unit pelayanan kesehatan ataupun pada unit tranfusi darah (bank darah) akhirnya nyawa merekapun melayang.
3)      Terlambat mengambil keputusan
Biaya yang kurang, ketidak tahuan tentang faktor resiko pendarahan, keluarga maupun kerabat dan adanya pengaruh dukun maka ibu maupun suaminya ataupun orang yang berpengaruh tidak dapat berbuat apa-apa ketika seorang ibu yang akan melahirkan sudah mulai menunjukan tanda-tanda kedaruratan  (pendarahan) persalinan. Dan ketika terjadi pendarahan  semua panik mencari tranportasi, belum sempat didapat tranportasinya, nyawapun melayang.
4)      Terlambat sampai kefasilitas pelayanan kesehatan
Ketiadaan tranportasi, jarak kepelayanan kesehatan yang seharusnya dapat ditempuh dengan 25-20 menit akhirnya dapat ditempu dengan 2-3 jam , keluarga ataupun kerabat yang tidak menyiapkan kendaraan ketika seorang ibu akan melahirkan akan lambat tiba di sarana pelayanan kesehatan, ketika tiba seorang ibu sudah kepayahan/kelelahan kehabisan energi, tidak serta merta persalinan dilakukan, kondisi seorang ibu harus diperbaiki terlebih dahulu, namun sebelum pulih ibupun meninggal dunia,  dan walaupun kondisi ibu segera pulih, janin sudah tidak bisa diselamatkan, kematian janin dalam rahim  dalam kasus seperti ini sering terjadi.
5)      Terlambat mendapat pelayanan.
Ketiadaan paket pelayanan obstetrik neonatus emergensi dasar di puskesmas, alat dan bahan pelayanan kesehatan habis pakai yang kurang, kualitas terutama pengetahuan dan keterampilan petugas yang rendah serta jumlah petugas (bidan) yang kurang. Merupakan penyebab-penyebab tidak langsung dari terlambatnya pelayanan yang diberikan unit pelayanan kesehatan (puskesmas) kepada  ibu-ibu maternal yang mengalami  kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar.
Gambar 2
Analisis Kausalitas Kematian Bayi

Status Gizi Ibu Hamil kurang


Kematian Bayi yang masih tinggi

BBLR

Asfiksia
Penyakit  infeksi  berbasis lingkungan (Diare, Ispa)
Status Kesakitan Ibu

Air yang tidak memenuhi syarat
Cakupan Jamban Keluarga masih rendah
Ketersediaan pangan di tingkat RT kurang
Pengetahuan Gizi dan Kesehatan yang kurang
Dampak
Penyebab Langsung
Penyebab tdk Langsung Langsung

Penyebab Utama

Partisipasi dan pemberdayaan  masyarakat dan keluarga bidang kesehatan masih kurang

Pemerintah masih kurang mengfungsikan dan memotivasi masyarakat dan keluarga dalam bidang kesehatan
Status Kesehatan BBL

Keadaan rumah yang tidak sehat
 




























Pada Gambar 2 Analisis Kausalitas Kematian Bayi yang masih ditemukan tinggi di Propinsi Sulawesi Barat, akar masalah atau penyebab utamanya, ada dua faktor yang saling mempengaruhi, pertama; masih kurangnya partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dan keluarga bidang kesehatan dan faktor kedua;  pemerintah masih dianggap kurang dalam mengfungsikan dan memotivasi masyarakat dan keluarga dan upaya peningkatan kesehatan. Hasill diskusi Tim Kesehatan ASIA yang didasarkan laporan penyebab kematian bayi ada 3 faktor penyebab langsung kematian bayi yang selalu ditemukan tiap tahunnya, ketiga faktor penyebab langsung itu adalah:
1.       BBLR ( Berat Badan Lahir Rendah)
Keadaan status gizi ibu yang kurang sebelum hamil maupun selama hamil, akibat dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang untuk dikonsumsi dan akibat pengetahuan gizi dan kesehatan yang masih sangat kurang dari seorang ibu merupakan factor-faktor  utama yang mempengaruhi terjadi Bayi lahir dengan berat badan rendah.
2.       ASFIKSIA
Bayi baru Lahir (BBL) tidak bernapas secara spontan dan teratur (Asfiksia) dikategorikan sebagai bayi dengan Asfiksia, sering dapat menyebabkan kematian bayi, terjadi karena beberapa keadaan pada ibu  selama hamil atau ketika hendak melahirkan. Keadaan ibu selama hamil diantaranya ibu menderita hipertensi, mengalami post matur  sesudah  42 minggu kehamilan, menderita penyakit infeksi misalnya malaria, sifilis, ISPA dan lain-lain. Keadaan ketika hendak melahirkan diantaranya partus lama atau partus macet, demam selama persalinan, pendarahan abnormal dan lain-lain. Keadaan bayi  baru lahir juga sangat mempengaruhi terjadinya Asfiksia misalnya  baru lahir dengan premature (sebelum 37 minggu kehamilan), persalinan yang sulit, kelainan konginital, termasuk  kedaan tali pusat yang tidak normal.
3.       Penyakit infeksi  berbasis lingkungan.
Diare, Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) merupakan beberapa penyakit infeksi berbasis lingkungan yang prevalensi kesakitannya masih sangat tinggi, apabila menginfeksi bayi dan bayi uang terinfeksi tidak ditangani dengan baik maka dapat mengakibatkan kematian. Penyebab penyakit infeksi pada bayi ini adalah keadaan sarana air bersih yang  masih sangat kurang, membuat hajat disembarnag tempat dan keadaan rumah yang tidak memenuhi syarat.

Gambar 3
Analisis Kausalitas Kekurangan Gizi Balita (Sawangan)
Kekurangan Gizi Balita (SAWANGANG)


Dampak

Penyebab Langsung

Penyebab Tidak Langsung

Akar Masalah
Pertumbuhan fisik menurun dan sakit-sakitan. (Penyakit Ispa, Diare, Cacingan dst).
·   Anak kurang nafsu makan
·   Kekurangan makan (ASUPAN)

Org tua tdk pandai mengasuh anaknya
·   Kurangnya kesadaran ibu hamil & ibu menyusui mengkomsumsi mknan bergizi
·   Pola mkan tdk jls dan tdk teratur
·   Kondisi tmp tinggl yg tdk sehat
·   ASI dianggap bkn hal yg utama (di no. 2 kan)

Dana/keuangan rumah tangga menipis
Kurangnya daya dukung kebijakan2 dari Instansi2 terkait atau Pemerintah

Sosial budaya masyarakat tidak mendukung
 















Gambaran 3 Masalah kekurangan gizi balita (SAWANGAN) yang merupakan dampak dari keadaan kesehatan di Propinsi Sulawesi Barat mempunyai dua faktor penyebab langsungnya yaitu:
1)    Pertumbuhan fisik menurun dan sakit-sakitan (penyakit Ispa, Diare, Cacingan  dan lain-lain).
Anak balita telah menderita penyakit infeksi, berarti pada tubuh anak ada mikroorganisme  yang mengganggu pertumbuhan fizik. Hal ini disebabkan (penyebab tidak langsung) karena kondisi tempat tinggal yang tidak sehat ditambah dengan kurangnya kesadaran ibu hamil dan menyusui mengkonsumsi makanan yang bergizi, pola makan tidak jelas dan tidak terartur, dan ASI dinggap bukan hal yang utama (ASI tidak dieklusifkan/dinomor duakan), sehingga daya tahan tubuh anak menjadi lemah terhadap serangan mikroorganisme penyebab penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung ini semua berakar pada kurangnya daya dukung kebijakan dari Instansi terkait atau pemerintah setempat dan sosial budaya masyarakat  yang belum mendukung upaya-upaya pencehagan dan penanggulangan masalah kurang gizi, bahkan maslah gizi ini oleh masyarakat Polewali Mandar mengistilahkan dengan SAWANGANG yaitu sesuatu hal yang biasa terjadi pada anak-anak ditemukan kasus gizi buruk dan kurang.
2)    Anak kurang nafsu makan atau anak kekurangan makan
Anak kurang nafsu makan disamping disebabkan karena anak sering sakit-sakitan juga karena pola asuh anak yang belum baik guna merangsang selerah makan anak atau dengan kata lain “orang tua belum pandai mengasuh anak”, Penyebab lainnya adalah Dana atau keungan rumah tangga balita tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan makan (gizi) ibu (jika bayi Masih ASI Eksklusif) atau memenuhi kebutuahn makan (gizi) anak. Akar masalahnya adalah sosial budaya masyarakat yang belum mendukung, disamping itu juga karena kurangnya daya dukung kebijakan dari instansi terkait atau pemerintah.